Jumat, 05 Desember 2014

KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN

A. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
1. Zaman batu sampai Zaman Logam
    Berdasarkan pendapat- pendapat para ahli prehistoris, ternyata bahwa zaman batu itupun terbagi dalam :
-Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
          Alat- alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya Kapak Genggam. Kapak genggam semacam itu kita kenal dari Eropa, Afrika, Asia Tengah sampai Punsjab (India), tapi kapak genggam semacam ini tidak terdapat di Asia Tenggara.
-Zaman Batu Muda (Neolithikum)
            Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa- bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar maupun kecil  bersegi - segi itu berasal dari Cina Selatan, menyebar  kearah selatan, ke hilir sungai- sungai besar sampai ke Semenanjung Malaka. Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara,  sampai ke Flores, dan Sulawesi. Berlanjut ke Filipina.
            Zaman Batu Muda (Neolithikum) benar- benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman ini, mereka mulai hidup menetap, membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani, dan beternak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
            Suatu hal yang patut dicatat tentang permulaan zaman logam ini ialah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya, dan zaman tersebut pada dasarnya penting sekali untuk perkembangan sejarah Indonesia selanjutnya.

B. KEBUDAYAAN HINDU, BUDDHA, DAN ISLAM
1. Kebudayaan  Hindu dan Buddha
            Pada ke-3 dan ke-4 agam Hindu masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan.
            Ajaran Buddha dapat dikatakan berpandangan lebih maju daripada Hinduisme, sebab Buddhisme tidak menghendakib adanya kasta- kasta dalam masyarakat. Walaupun demikian, kedua agama itu tumbuh dan berkembang berdampingan di Indonesia khususnya Pulau Jawa. Hinduisme maupun Buddhisme melahirkan karya- karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, seni pahat, seni ukir maupun seni sastra seperti contoh Candi- candi di Jawa Tengah ataupun Jawa Timur.

2. Kebudayaan Islam
            Pada abad ke-15 dan ke-16 agama Islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka Islam yang disebut Wali Songo. Masuknya agama  Islam ke Indonesia berlangsung dalam suasana damai terutama Pulau Jawa. Hal ini disebabkan karena Islam masuk ke Indonesia tidak dengan secara paksa, melainkan dengan cara baik- baik.
            Proses perkembangan negara menyebabkan pedagang- pedagang kaya dan golongan bangsawan terpengaruh dan menganut agama Islam. Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama dengan penganut sebagian terbesar penduduk Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, agama Islam memberikan dampak besar bagi perkembangan  kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

C. KEBUDAYAAN BARAT
            Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap corak lain pada kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah Kebudayaan Barat. Awal masuknya kebudayaan barat ke Indonesia ketika masuknya para penjajah terutama bangsa Belanda. Hal ini juga mengakibatkan munculnya bangunan- bangunan dengan gaya arsitektur barat. Dalam kurun waktu itu juga, di kota- kota pemerintahan seperti Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial, yakni:
1. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum buruh
2. Lapisan sosial kaum pegawai
            Kebudayaan Eropa yang masuk ke dalam kebudayaan Indonesia ialah agama Katolik dan agama Protestan. Penyiaran agama Katolik dilakukan terutama di daerah- daerah yang belum pernah mengalami pengaruh agama Hindu, Buddha, dan Islam misalnya Irian Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara dan Tengah, NTT, dan Pedalaman Kalimantan.
            Watak dan kepribadian Timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya yaitu menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya tidaklah diabaikan, tetapi disesuaikanlah kebudayaan yang baru itu dengan kebudayaan lama.

KEBUDAYAAAN DAN KEPRIBADIAN
            Berbagai penelitian Antropologi Budaya menunjukkan bahwa terdapat kolerasi di antara corak- corak kebudayaan dengan corak- corak kepribadian anggota masyarakat. Opini umum juga menyatakan , bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin kepribadian suatu bangsa.
            Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai dan sistem kaidah sebagai konkretasi. Nilai dan kaidah berisikan harapan- harapan masyarakat, perihal perilaku yang pantas. Suatu kaidah, misalnya kaidah hokum memberikan batas- batas pada perilaku seseorang. Batas- batas tersebut menjadi suatu “aturan permainan”  dalam pergaulan hidup.
            Sebaliknya segala yang berbeda dari corak kebudayaan mereka, dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentangan dengan kodrat alam dsb.
Contoh :
Di Indonesia pada umumnya, apabila wanita hamil di luar nikah maka ia adalah seseorang yang telah melanggar adat/kebiasaan suatu keluarga, masyarakat, dan bangsa pada umumnya. Hal yang seperti itu baik dari segi adat maupun ajaran agama sangat tidak dibenarkan. Lalu baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, orang itu akan dikucilkan, dicibir, dan direndahkan harkatnya. Oleh karena itu, secara tidak langsung lingkungan masyarakat dimana ia berdomisili telah memberikannya sanksi.
Akan tetapi hal ini akan dianggap biasa- biasa saja jika terjadi di negara- negara barat maupun negari- negeri  komunis. Sebab, tata budaya dan kepribadian yang dibakukan dalam sistem nilai, sistem kaidah itu membenarkan tingkah laku tersebut oleh negara- negara barat maupun negeri- negeri komunis.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Premium Wordpress Themes